Djoko Winarno
Sekretaris Ditjen
BPDAS dan Perhutananan Sosial, Kementerian Kehutanan
"INDONESIA
bisa!" kini menjadi ikon bertuah. Setidaknya moto itu membawa Indonesia
merebut kembali juara umum SEA Games ke-26 yang baru usai. Motto serupa itu
pula yang menjiwai gerakan Indonesia Menanam, yang terus digalakkan.
Program Penanaman 1 Miliar Pohon yang diluncurkan sejak
tahun lalu, misalnya, realisasinya melampaui target. Pada tahun 2010, sudah
tertanam 1,7 miliar pohon, setara dengan 10,6 juta ton CO2. Itulah sumbangan
berharga Indonesia
bagi dunia sesuai moto ketika program itu diluncurkan, yakni One Billion
Indonesian Trees for the World (OBIT).
Namun, keberhasilan pelaksanaan kegiatan program itu bukan
tanpa tantangan dan hambatan, mulai dari pencarian persiapan lahan, pemilihan
bibit yang tepat sasaran, pemeliharaan hingga pengawasan.
Program Penanaman
1 Miliar Pohon tahun 2011 ini merupakan kelanjutan tahun sebelumnya. Realisasinya
mencapai 827 juta batang (80%) atau setara dengan 4,9 juta ton CO2. Program ini bertujuan menambah tutupan
lahan dan mencegah erosi, banjir, tanah longsor, dan konservasi keanekaragaman
hayati. Juga penyerapan karbon untuk mencegah dampak perubahan iklim, mendukung
ketahanan pangan, energi, dan cadangan air untuk masyarakat.
Kebun Bibit
Rakyat
Pemerintah juga
berupaya memberdayakan masyarakat dengan memberi dukungan aktif agar masyarakat
tidak sekadar menuai hasil hutan. Inilah yang mendasari kebijakan Kementerian
Kehutanan yang sejak 2010 meluncurkan program Kebun Bibit Rakyat (KBR). Program
ini dirancang untuk membuat masyarakat secara masif mampu memproduksi dan
mendistribusikan bibit pohon secara mandiri.
Kebun yang
dikelola kelompok masyarakat melalui pembuatan bibit berbagai jenis tanaman
hutan dan/atau tanaman serbaguna. Pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah
dan nonpemerintah. Program ini juga bertujuan memulihkan sumber mata air di
daerah aliran sungai (DAS) yang kritis.
Lebih dari itu,
program ini bertujuan mengurangi risiko sosial berupa kemiskinan akibat
degradasi hutan dan lahan serta memenuhi kebutuhan bibit berkualitas yang
berbasis pemberdayaan masyarakat. Tujuan lain, menjadi wadah pengetahuan dan
keterampilan mengenai pembuatan bibit tanaman dengan benih/bibit berkualitas.
Dari sekitar 63
ribu desa di Indonesia, Kementerian Kehutanan membidik pelaksanaan program KBR
di 50 ribu desa selama 5 tahun ke depan dengan target dapat merehabilitasi
lahan lebih dari 6 juta hektare (ha). Keberadaan KBR diharapkan bisa menunjang
program rehabilitasi lahan dan hutan.
Apalagi, kini
masih ada sekitar 30 juta ha lahan kritis pada DAS prioritas yang harus segera
direhabilitasi sekitar 17 juta ha-nya berada di lahan-lahan milik masyarakat.
Alternatif
Penghasilan
Tahun ini target
Kemenhut akan membuat 10 ribu unit KBR. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan
menargetkan pada 2012 KBR akan diperluas menjadi 15 ribu unit. Hingga 2014
ditargetkan pembangunan 48 ribu unit KBR. Selain itu, akan dibangun 23 unit
persemaian permanen di 22 provinsi, yang secara keseluruhan akan memproduksi 35
juta batang bibit pohon untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Secara hitungan
ekonomi sederhana, KBR bisa menjadi alternatif penghasilan untuk masyarakat di
sekitar hutan. Karena dalam pelaksanaannya, selain diberi bantuan bibit yang berkualitas
(untuk tanah milik) sekitar 200—400 batang/ha, masyarakat juga diberi insentif
Rp500 per batang.
Dengan bantuan
400 batang bibit/ha yang ditanam di lahan petani, berdasarkan asumsi per batang
volume kayu tersebut sekitar 0,25 meter kubik/batang, pada lima tahun ke depan
akan diperoleh 100 meter kubik kayu/ha.
Jika harga jual
per kubik sekitar Rp1 juta, akan diperoleh sekitar Rp100 juta dari penjualan
kayu. Setelah dikurangi biaya perawatan sekitar Rp1,8 juta, masih ada
keuntungan Rp98,2 juta, itu jika jumlah tanaman 400 batang/ha.
Jika satu unit
KBR kapasitasnya sebanyak 50 ribu batang, untuk 5 tahun ke depan akan diperoleh
keuntungan sekitar Rp12,275 miliar untuk setiap KBR (15 orang) atau
Rp818.333.333/orang setelah dikurangi biaya pembuatan tanaman selama 5 tahun.
Mungkin jumlah
itu terlihat fantastis, tapi bukan hal mustahil untuk mencapainya. Seminim apa
pun hasil yang diberikan dari program ini, bila dilaksanakan secara
sungguh-sungguh dan tepat sasaran, akan menjadi solusi untuk memberikan
pekerjaan bagi masyarakat. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar